Photobucket

Encephalartos Series ( Bagian I )

Diposting oleh emirgarden | Rabu, Maret 25, 2009 | | 0 komentar »


Habitat asal dan penyebarannya di bukit-bukit berpasir di Cape Province, Afrika Selatan. Merupakan jenis cycads yang berukuran kecil dengan panjang daun rata-rata sekitar satu meter. Arenarius mirip dengan En. Latifrons.


Arenarius membutuhkan tempat tumbuh yang amat sangat porous, lebih dari yang dibutuhkan Aemulans, lebih menyukai sedikit naungan, serta bersifat sensitive terhadap hawa dingin.




2. En. Aemulans


Habitat asalnya dari bukit Natal di Afrika Selatan. Merupakan jenis Cycads ber-”Sucker” dengan ukuran kecil hingga sedang, mencapai tiga meter. Spesies ini sangat dekat dengan En. Natalensis dan En. Lebomboensis.

Aemulans hidup di daerah yang mendapat sinar matahari cukup, dengan tingkat porousitas tanah yang baik, serta bersifat toleran terhadap hawa dingin.




3. En. Alstenteini


Habitat asal dan penyebarannya di sepanjang kawasan pantai Cape Province Timur, Afrika Selatan. Merupakan jenis cycads yang berukuran sedang mencapai sekitar 5 M.

Alstenteini menyukai daerah yang sedikit lembab, tetapi dengan drainase yang baik. Bisa tumbuh baik di daerah yang mendapat sinar matahari penuh ataupun dengan naungan. Alstenteini bersifat serta toleran terhadap sinar matahari maupun hawa dingin, serta mudah ditransplantasikan melalui sucker-nya.



4. En. Aplanatus

Habitat aslinya berasal dari daerah hutan kering di bagian timur laut Swaziland. Termasuk kedalam jenis cycads berukuran sedang, dengan daun berwarna hijau mengkilat yang bisa mencapai 3,5 meter.

Aplanatus menyukai sedikit naungan dan tanah berdrainase baik.



Pic from wild-about-you


5. En. Bubalinus

Hidup di daerah berbatu-batu sebuah bukit kwarsit di Tanzania utara. Merupakan cycad ber-sucker ukuran kecil, dengan ukuran sampai dengan 2 meter. Daun mengkilap, berwarna hijau gelap dan panjang mencapai 1,6 meter.

Tumbuh baik di daerah dengan sinar matahari, agak lembab tetapi berdrainase baik. Bubalinus dikenal tidak menyukai hawa dingin.



6. En. Cerinus

Habitatnya hanya ada di dua daerah Provinsi Natal utara, Afrika Selatan. Merupakan jenis cycads klasifikasi kecil, dengan batang sekitar 30 cm, dengan daun berwana hijau gelap keabu-abuan. Biasanya tumbuh dalam 1-3 batang. Di habitat aslinya, Cerinus biasanya meontokkan daunnya sebelum berbunga dan berbuah, baru kemudian disusul dengan munculnya daun-daun baru.

Cerinus sangat sangat langka karna eksploitasi ilegal yang berlebihan. Cerinus menyukai sinar matahari, tanah yang sangat porous serta toleran terhadap hawa dingin.



7. En. Concinnus

Concinnus ditemukan di beberapa daerah di Mozambique dan Zimbabwe. Umumnya di hutan-hutan terbuka dan berbatu-batu. Merupakan jenis cycads ukuran menengah yang batangnya bisa mencapai tinggi 4,5 meter dengan diamater 50 cm. Daun concinnus berwarna hijau gelap.

Tumbuh baik di daerah dengan sinar matahari dan drainase baik. Concinnus sangat sensitiv terhadap hawa dingin.



8. En. Chimanimaninensis

Habitat aslinya di padang rumput berbatu di pegunungan Chimanimani diperbatsan antara Mozambique dan Zimbabwe. Merupakan cycads berukuran sedang dengan tinggi mencapai 2 meter. Kadang-kadang Chimanimaninensis tumbuh menjadi perdu dengan daun berwarna hijau terang mengkilap sepanjang 1,5 meter.

Tumbuh baik di daerah dengan sinar matahari penuh, berdrainase baik dan tersedia air dalam jumlah banyak.



9. En. Cupidus

Saat ini Cupidus kebanyakan di temukan di Blyde River. Tumbuh di hutan terbuka dan padang rumput berbatu-batu, atau lereng-lereng curam. Banyak diburu kolektor tanaman langka, sehingga statusnya sangat mengkhawatirkan. Merupakan cycads ber-sucker berukuran sedang dengan tinggi sekitar 2,5 meter, berdiameter batang sekitar 30 cm dengan warna daun hijau keabu-abuan sepanjang 1 meter.

Cupidus lebih menyukai sedikit naungan, menyukai tanah yang kaya nutrisi organik dengan drainase yang baik, serta toleran dengan hawa dingin dan hawa kering.



10. En. Cycadifolius

Tidak banyak data mengenai Cycadifolius

Pic from plantapalm


Souce : pacsoa




Bookmark and Share

0 komentar