Memelihara aglaonema memang tidak terlalu sulit. Tetapi untuk menghasilkan Aglaonema yang prima, aglaovers sudah selayaknya memperhatikan banyak hal terutama berkaitan dengan lingkungan dimana Aglaonema di pelihara. Walaupun aglaonema yang kini banyak dipelihara mayoritas adalah aglaonema hibrida, tetap saja ia akan tumbuh lebih bagus apabila lingkungan tumbuhnya dibuat semirip mungkin dengan habitat di alam aslinya.
Beberapa faktor berkaitan dengan lingkungan tumbuh aglaonema yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
1. Ketinggian Tempat
Pada umumnya ada tiga kategori ketinggian tempat. Yaitu Dataran rendah antara 0 - < 300 M DPL (diatas permukaan laut), Dataran Sedang ( 300 - < 600 M DPL dan Dataran Tinggi > 600 M DPL. Aglaonema cocok tumbuh di dataran rendah dan sedang. Aglaonema akan tumbuh lebih ideal apabila dipelihara di daerah dataran sedang antara 300 – 400 M DPL. Di ketinggian tersebut sosok aglaonema akan menjadi tegap, berdaun tebal, warna dan corak menjadi lebih terang dan tajam.
Namun demikian, kondisi ideal itu masih bisa direkayasa sehingga aglaonema dapat juga tumbuh baik di daerah dataran rendah. Pemberian jaring peneduh, modifikasi lingkungan dan teknik penyilangan bisa membuat aglaonema adaptif dengan tampilan warna lebih bagus daripada aslinya.
Ketinggian tempat berpengaruh pada kecepatan pembentukan daun. Di dataran rendah, pertumbuhan daun aglaonemalebih cepat, lantaran sinar matahari lebih banyak tersedia, sehingga proses fotosintesa bisa dilakukan lebih lama. Disini pertumbuhan satu lembar daun kira-kira memakan waktu 25-30 hari. Di dataran sedang dan tinggi, perumbuhan daun aglaonema bisa 5-10 hari lebih lambat.
2. Suhu
Sebenarnya aglaonema mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu. Namun temperatur optimal tetap diperlukan untuk menunjang pertumbuhannya. Di dataran sedang, suhu siang antara 24-27 C dan malam hari mencapai 18–21 C. Sedangkan di dataran rendah, suhu siang mencapai 27-30 C dan dimalam hari mencapai 21-24 C merupakan kondisi yang disukai.
Suhu dibawah 20 C akan merangsang butir-butir klorofil muncul lebih banyak, sehingga daun menjadi lebih hijau. Bila hal itu terjadi, maka warna merah akan tertutup oleh warna hijau daun. Sebaliknya kalau suhu terlalu tinggi, akan membuat warna daun menjadi pucat dan pudar.
Penyerapan beberapa unsur hara oleh akar juga dipengaruhi oleh suhu. Ambil contoh, penyerapan Fosfor. Jika suhu terlalu rendah, maka kemungkinan besar muncul gejala kekurangan unsur fosfor akibat terhambatnya penyerapan oleh akar.
Suhu sangat mempengaruhi proses kimiawi dalam tubuh aglaonema. Proses ini melibatkan peran enzim dan membran sel yang bekerja optimal pada suhu ideal. Diatas atau dibawah suhu ideal, dalam perbedaan ekstrim, proses kimiawi akan berlangsung lambat atau bahkan terhenti sama sekali. Pada kasus itu, tanaman menjadi stress dan pertumbuhannya terhambat.
3. Kelembaban
Kelembaban ideal bagi aglaonema adalah 50 – 75 %. Jika kelembaban kurang dari 50 %, kondisi terlalu kering sehingga daun aglaonema akan mengering. Di area berkelembaban rendah daun muda menjadi kering. Sebaliknya bila kelembaban lebih tinggi dari 75 % akan mendatangkan serangan cendawan. Untuk mengetahui kelembaban di kebun, sebaiknya dipasang alat pengukur kelembaban atau biasa disebut Higrometer.
Kehadiran higrometer terasa sangat penting, apalagi di daerah dengan curah hujan yang sangat tinggi. Hujan dengan disertai angin yang kencang akan membuat kelembaban lingkungan akan meningkat. Bila kelembaban menjadi terlalu tinggi, maka penguapan pada tanaman akan berkurang drastis. Akibatnya daya hisap aglaonema terhadap air dan unsur hara dari media tanam menjadi berkurang.
Kelembaban udara yang terlalu rendah, berakibat layunya aglaonema. Lama kelamaan kecantikan sang ratu daun bisa berkurang, atau bahkan menjadi mati apabila titik layu permanen terlewati. Itulah mengapa fungsi higrometer sangat penting sekali. Jika higrometer menunjukkan angka kelembaban yang sangat rendah, segera siram lantai lingkungan aglaonema dengan air, atau spray tanaman dengan kabut air unuk meningkatkan kelembaban.
4. Cahaya
Aglaonema di alam, ditemukan dibawah pohon di hutan-hutan dataran rendah dengan pencahayaan terbatas. Ia membutuhkan penyinaran sekitar 1.000-2.500 FC (Footcandle – Cahaya Lilin) tanpa langsung terkena sinar matahari. Jika sinar matahari terlalu banyak mengenai aglaonema, maka daun akan berubah menjadi cokelat kehitaman. Di Nursery-nursery, kebutuhan cahaya diatur melalui pemakaian Shading Net.
Kebutuhan cahaya aglaonema di dataran rendah dan dataran tinggi tentu berbeda. Untuk mengaturnya, gunakan penaung yang sesuai. Di dataran sedang, gunakan penaung 75 %, sedangkan di dataran rendah, gunakan penaung 80 - 85 %. Memang dipasaran bebas jarang tersedia penaung 85 %. Untuk menyiasatinya, gunakan dua lapis penaung.
Pemasangan penaung pun perlu diperhatikan. Semakin tinggi jarak penaung dengan aglaonema, maka sinar matahari yang masuk menjadi lebih banyak. Jadi gunakan penaung yang tebal agar sinar matahari tidak masuk secara berlebihan. Maklum, jika sinar matahari masuk secara berlebihan, akan membuat daun aglaonema menjadi terbakar, daun menguning, kemudian berubah menjadi cokelat kehitaman.
5. Sirkulasi Udara
Sirkulasi udara yang baik akan membuat lingkungan lebih seggar. Bila kelembaban baik, CO2 cukup tersedia disekitar tanaman. Hal-hal tersebut membuat tanaman lebih aktif menyerap unsur hara. Lancarnya peredaran zat hara berpengaruh dalam fotosintesa. Bila makanan tersedia di daun, maka proses perubahan zat hara menjadi energi bagi sri rejeki itu pun lancar. Bila perputaran udara tidak bagus, akibatnya kelembaban kan rendah atau tinggi. Bila terlalu rendah akan menyebabkan daun menjadi cokelat dan busuk.
Sirkulasi tidak baik jika udara hanya keluar masuk dari bagian atas rumah atau kebun aglaonema. Makanya perlu sirkulasi udara tambahan. Pasang kipas angin atau blower untuk menciptakan sirkulasi udara buatan. Letakkan kipas atau blower di tempat yang tepat dimana memungkinkan aliran udara menjadi lancar dan menjangkau seluruh tanaman. Jangan meletakkan kipas atau blower saling berhadapan, karena hal ini akan membuat aliran udara terpusat ditengah area.
Atur kecepatan angin tidak terlalu kencang, tetapi juga jangan terlalu rendah. Kipas angin diaktifkan selama 2 jam setelah penyiraman di pagi hari hingga pukul 10:00. Setelah menyiram sore hari, kipas angin juga bisa diaktifkan kembali hingga pukul 20:00 dengan kecepatan rendah, meningkat, lalu rendah lagi, kemudian dimatikan.
6. Atap dan Jaring Peneduh
Untuk melindungi aglaonema dari hal-hal yang tidak diinginkan, maka sebaiknya tempat pemeliharaan aglaonema diberikan atap dan jaring pelindung.
Atap pelindung akan melindungi aglaonema dari curahan air hujan secara langsung. Sedangkan Jaring peneduh berfungsi mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk mengenai tanaman.
Untuk atap pelindung, bisa digunakan beberapa pelindung seperti kaca, fiberglass, plastik, dll. Tanpa mempertimbangkan biaya, fiberglass seperti Solartuff paling bagus dipakai. Hanya saja konstruksi yang dipakai sebaiknya dari besi. Bahan ini mampu bertahan hingga 10 tahun. Lumut tidak akan tumbuh pada media ini. Sedangkan apabila biaya merupakan salah satu pertimbangan utama, makapilihan bisa dijatuhkan kepada Plastik UV. Plastik UV cukup kuat (bisa bertahan 2 tahun), ringan bagi konstruksi penyangganya, serta harganya relatif murah.
Sedangkan untuk Jaring peneduh, umumnya digunakan shading Net / Paranet. Pekebun dan hobiis aglaonema umumnya memasang Jaring peneduh diatas atap yang terbuat ddari plastik UV, sehingga sinar matahari yang menerpa atap bisa diredam semaksimal mungkin.
Untuk daerah dengan intensitas cahaya matahari lebih tinggi serta berada di daerah dataran rendah, seperti di Jakarta, bisa digunakan dua lapis jaring peneduh. Yaitu satu dipasang diatas plastik UV dan satu lagi dipasang dibawah palstik UV. Persentase jaring peneduh yang digunakan, disesuaikan dengan kebutuhan aglaovers dengan mempertimbangkan daerah dimana aglaonema dipelihara.
Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan aglaonema, kaitannya dengan lingkungan dimana aglaonema dipelihara. Lingkungan yang terkondisi dan terjaga dengan pas, akan membuat sang ratu daun tersenyum puas. Semoga membantu.
Disadur dari : Trubus Infokit - Aglaonema
Foto : Koleksi Bp. Gede Sudarma
Lingkungan Pas, Sang Ratu Tersenyum Puas
Diposting oleh emirgarden | Rabu, November 12, 2008 | Aglaonema, Tip dan Trik | 0 komentar »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar
Posting Komentar