Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Waktu penyulaman seawal mungkin yaitu 10-15 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti bibit yang mati atau layu permanen dengan bibit yang baru.
2) Penyiangan
Waktu penyiangan dan penggemburan tanah umumnya 2 minggu setelah tanam. Penyiangan dengan cangkul atau kored dengan hati-hati membersihkan rumput¬rumput liar.
3) Pengairan dan Penyiraman
Pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, pengairan dilakukan kontinu 1-2 kali sehari, tergantung cuaca atau medium tumbuh. Pengairan dilakukan dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah basah.
Hama Dan Penyakit
Hama
1) Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Gejala: memakan dan memotong ujung batang tanaman muda, sehingga pucuk dan tangkai terkulai. Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida.
2) Thrips (Thrips tabacci)
Gejala: pucuk dan tunas-tunas samping berwarna keperak-perakan atau kekuning-kuningan seperti perunggu, terutama pada permukaan bawah daun. Pengendalian: mengatur waktu tanam yang baik, memasang perangkap berupa lembar kertas kuning yang mengandung perekat, misalnya IATP buatan Taiwan.
3) Tungau merah (Tetranycus sp)
Gejala: daun yang terserang berwarna kuning kecoklat-coklatan, terpelintir, menebal, dan bercak-bercak kuning sampai coklat. Pengendalian: memotong bagian tanaman yang terserang berat dan dibakar dan penyemprotan pestisida.
4) Penggerek daun (Liriomyza sp)
Gejala: daun menggulung seperti terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan yang mengelilingi permukaan daun. Pengendalian: memotong daun yang terserang, penggiliran tanaman, dengan aplikasi insektisida.
Penyakit
1) Karat/Rust
Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P chrysantemi, karat putih disebabkan oleh P horiana P.Henn. Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan daun bagian atas. Bila serangan hebat meyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga. Pengendalian: menanam bibit yang tahan hama dan penyakit, perompesan daun yang sakit, memperlebar jarak tanam dan penyemprotan insektisida.
2) Tepung oidium
Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi. Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada serangan hebat daun pucat dan mengering. Pengendalian: memotong/memangkas daun tanaman yang sakit dan penyemprotan fungisida.
3) Virus kerdil dan mozaik
Penyebab: virus kerdil krisan, Chrysanhenumum stunt Virus dan Virus Mozaoik Lunak Krisan (Chrysanthemum Mild Mosaic Virus). Gejala: tanaman tumbuhnya kerdil, tidak membentuk tunas samping, berbunga lebih awal daripada tanaman sehat, warna bunganya menjadi pucat. Penyakit kerdil ditularkan oleh alat-alat pertanian yang tercemar penyakit dan pekerja kebun. Virus mosaik menyebabkan daun belang hijau dan kuning, kadang-kadang bergaris-garis. Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, mencabut tanaman yang sakit, menggunakan alat-alat pertanian yang bersih dan penyemprotan insektisida untuk pengendalian vektor virus.
Panen
Ciri dan Umur Panen
Penentuan stadium panen adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam.
Cara Panen
Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya dan dicabut seluruh tanaman. Tata cara panen bunga krisan: tentukan tanaman siap panen, potong tangkai bunga dengan gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah.
Prakiraan Produksi
Perkiraan hasil bunga krisan pada jarak 10 x 10 cm seluas 1 ha yaitu 800.000 tanaman.
Pasca Panen
Pengumpulan
Kumpulkan bunga hasil panen, lalu ikat tangkai bunga berisi sekitar 50-1 000 tangkai simpan pada rak-rak.
Penyortiran dan Penggolongan
Pisahkan tangkai bunga berdasarkan tipe bunga, warna dan varietasnya. Lalu bersihkan dari daun-daun kering atau terserang hama. Buang daun-daun tua pada pangkal tangkai.
Kriteria utama bunga potong meliputi penampilan yang baik, menarik, sehat dan bebas hama dan penyakit. Kriteria ini dibedakan menjadi 3 kelas yaitu:
a) Kelas I untuk konsumen di hotel dan florist besar, yaitu panjang tangkai bunga lebih dari 70 cm, diameter pangkal tangkai bunga lebih 5 mm.
b) Kelas II dan III untuk konsumen rumah tangga, florits menengah dan dekorasi massal yaitu panjang tangkai bunga kurang dari 70 cm dan diameter pangkal tangkai bunga kurang dari 5 mm.
Pengemasan dan Pengangkutan
Tentukan alat angkutan yang cocok dengan jarak tempuh ke tempat pemasaran dan susunlah kemasan berisi bunga krisan secara teratur, rapi dan tidak longgar, dalam bak atau box alat angkut
Gambaran Peluang Agribisnis
Tanaman hias krisan merupakan bunga potong yang penting di dunia. Prospek budidaya krisan sebagai bunga potong sangat cerah, karena pasar potensial yang dapat berdaya serap tinggi sudah ada. Diantara pasar potensial tersebut adalah Jerman, Inggris, Swiss, Italia, Austria, America Serikat, Swedia dsb.
Saat ini krisan termasuk bunga yang paling populer di Indonesia karena memiliki keunggulan yaitu bunganya kaya warna dan tahan lama, bunga krisan pot bahkan dapat tetap segar selama 10 hari. Peluang untuk mengembangkan budidaya tanaman krisan, guna memenuhi kebutuhan baik dalam maupun luar negri agaknya meningkat maka peluang agribisnis perlu terus dikembangkan.
Klasifikasi Dan Standar Mutu
Mutu dan pengepakan bunga untuk ekspor ke pasaran Internasional sangat ditentukan oleh negara pengimpor. Untuk Jepang standar yang berlaku adalah sebagai berikut:
a) Varietas adalah Kiku berwarna putih atau kuning yang dipanen saat bunga belum mekar penuh, panjang tangkai 70 cm, lurus dan tunggal. Duapertiga daun masih lengkap, utuh serta berukuran seragam dan bebas hama penyakit.
b) Satu ikatan terdiri dari 20 tangkai bunga dan dibungkus dengan pembungkus dari kertas khusus Sleeves. Kuntum tidak tertutup seludang, pangkal bunga diberi kapas basah.
c) Pengepakan dilakukan dalam kotak kardus dengan kapasitas 10 ikatan.
d) Pengangkutan dilakukan dengan alat angkut bersuhu udara 7-8 derajat C dengan kelembaban udara 60-65%.
Pengemasan
1) Cara pengemasan
Pangkal tangkai bunga krisan potongan dimasukan ke dalam tube berisi cairan pengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam kotak karton/kemasan lain yang sesuai.
2) Pemberian merek
Pada bagian luar kemasan diberi tulisan:
1. Nama barang/varietas krisan.
2. Jenis mutu.
3. Nama atau kode produsen/eksportir.
4. Jumlah isi.
5. Negara tujuan.
6. Hasil Indonesia.
Daftar Pustaka
1) H Rahmat Rukmana , Ir.1997. Krisan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
2) Trubus no. 338. 1998. Kebun bunga Potong Ciputri.
3) Dewi Sartika. 1998. Krisan Baru Produk Indonesia. Trubus no. 342.
4) Lukito AM. 1998. Rekayasa Pembungaan Krisan dan Bunga Lain. Trubus no. 348
ristek.go.id
Budidaya Krisan ( Bagian II )
Diposting oleh emirgarden | Senin, Februari 16, 2009 | Budidaya, Krisan | 1 komentar »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
coba deh klik link ini:
http://koleksi-aggrek.blogspot.com/
pasti kamu akan mulai tertarik dengan bunganya....