Photobucket

Sirih Merah, Teknik Perbanyakan

Diposting oleh emirgarden | Minggu, November 23, 2008 | , | 0 komentar »


Tanaman sirih merah (Piper crocatum) lebih umum dikembangbiakkan secara vegetatif atau aseksual. Secara alami tanaman sirih merah sulit diperbanyak dengan biji. Perbanyakan dengan cara tersebut mempunyai keuntungan yang terpenting adalah mewarisi sifat genetik dari tanaman induknya.

Perbanyakan tanaman sirih merah secara vegetatif dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni stek, cangkok dan perundukan.

1. Stek
Stek merupakan potongan organ vegetatif (akar, batang, daun, dll) tanaman yang digunakan untuk perbanyakan tanaman, dengan maksud agar bagian tersebut membentuk
akar. Stek yang dapat digunakan untuk tanaman sirih merah ini adalah dengan cara stek batang.

Alasan mengapa perbanyakan melalui stek batang adalah karena stek merupakan cara yang sederhana, murah dan cepat. Jumlah bibit yang dihasilkan dari satu tanaman induk lebih banyak. Seluruh bibit yang dihasilkan memiliki sifat genetis yang sama dengan tanaman indukknya.

Tahap-tahap pembibitan tanaman sirih merah dengan cara stek dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Pilih tanaman induk yang sehat dan memiliki batang kokoh sebesar tusuk sate bambu atau lebih baik bisa lebih besar. Lebar daun sedang atau bisa lebih dan tebal. Berdasarkan pengalaman penulis, bahan stek dengan batang dan ukuran daun kecil, maka akan menghasilkan bibit yang berukuran kecil pula dan cenderung tanaman kurang mampu berkembang dengan baik.

b. Potong batang tersebut menjadi satu atau dua ruas dengan syarat masing-masing ruas masih memiliki daun. Jika bahan stek yang digunakan 2 ruas, minimal salah satu ruasnya memiliki daun tetapi lebih baik kedua ruas berdaun. Bahan stek dengan ruas tanpa daun, prosentase tumbuh sangat kecil, atau bahkan tidak dapat tumbuh sama sekali. Karena proses fotosintesis yang terjadi tidak sempurna, sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan bibit stek.

c. Rendam bahan stek tersebut ke dalam air bersih selama 15 – 30 menit. Untuk hasil yang lebih baik dan mengurangi resiko kegagalan pertumbuhan bibit stek, air rendaman dapat ditambah vitamin B1 yang khusus untuk tanaman atau yang biasa dijual di apotik dalam bentuk tablet. 1 ml vitamin B1 dilarutkan dalam 1 liter air bersih. Atau 1 tablet /1 liter air. Rendam bahan stek tersebut selama 30 menit atau lebih. Vitamin B1 mengandung tiamin yang berfungsi untuk mempercepat pembelahan sel pada meristem akar.
Berdasarkan uji coba dan pengalaman penulis, bahan stek yang direndam dalam larutan vitamin B1 selama ± 24 jam dengan 1 ruas diperoleh tingkat keberhasilan 90%. Selain itu pertumbuhan tunas dan akar lebih cepat bila dibandingkan dengan yang tidak direndam dengan vitamin B1.
Bahan stek dapat juga direndam dalam larutan zat pengatur tumbuh (ZPT) terlebih dahulu seperti Rootone F atau Atonik. Cara menggunakan Rootone F adalah olesi pangkal stek dengan ZPT tersebut yang telah dibuat pasta agak encer, karena Rootone F berbentuk serbuk. Kemudian diangin-anginkan sebentar. Bila menggunakan ZPT Atonik, caranya adalah larutkan Atonik sebanyak 1 ml dalam 1 liter air bersih, kemudian rendam bahan stek tersebut selama 15 menit. Setelah itu angkat dan diangin-anginkan sebentar, baru ditanam. Tujuan perlakuan ZPT adalah untuk merangsang pembentukan akar sehingga mempercepat pertumbuhan tunas stek.

d. Siapkan tempat penyemaian berupa pot bibit berdiameter 10 cm atau polybag yang sudah dilubangi bagian bawah dan samping. Kemudian diisi campuran media semai berupa hasil ayakan pakis (berupa serbuk menyerupai tanah), pasir,arang sekam,pupuk organik dengan perbandingan 4:2:2:1. Selain media diatas dapat juga menggunakan campuran humus daun bambu, arang sekam, pasir, pupuk organik dengan perbandingan 4:4:2:1. Atau bisa juga dimodifikasi sendiri oleh pembibit. Untuk mencegah adanya hama dalam media semai tersebut, sebaiknya ditabur Furadan 3G sebanyak satu ujung sendok teh per polybag. Kemudian media disiram dengan air bersih hingga cukup basah.
Pada dasarnya, media semai yang digunakan untuk stek sirih merah ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Cukup kompak (firm and dense)
2. Mempunyai kapasitas pegang air (Watter holding capacity) yang baik/tinggi.
3. Mempunyai aerasi yang baik.
4. Bebas dari benih gulma, nematoda, jamur, bakteri patogenik dan musuh alami lainnya.
5. Menyediakan unsur hara esensial bagi tanaman.

e. Tanam bahan stek tadi pada media semai dengan tepat dan benar. Perhatikan letak mata tunas pada ketiak daun menghadap keatas dan jangan sampai terbalik. Usahakan buku (letak daun, mata tunas dan akar serabut) tertutup media sedalam 0,5 cm – 1 cm dari permukaan media. Hal ini disebabkan jika terlalu dalam, maka mata tunas dan akar cepat membusuk. Setelah ditanam, siram kembali dengan air bersih agar stek tidak layu. Letakkan bibit stek tersebut di tempat yang teduh dan sejuk, jangan terkena sinar matahari langsung.

f. Pemeliharaan bibit stek. Penyiraman dapat dilakukan 2 kali sehari pada musim kemarau. Pada musim hujan cukup 1 kali sehari atau sesuai kondisi, jika media terlalu basah tidak perlu disiram. Untuk memperkuat pertumbuhan bibit, dapat disiram dengan larutan vitamin B1 seminggu sekali. Kurang lebih pada umur 2 minggu, tunas akan muncul kepermukaan media. Pada umur 4 minggu memiliki daun 2 sampai 3 lembar berasal dari tunas baru (daun asal bahan stek tidak dihitung), dan akar tanaman dari pangkal batang sudah panjang memenuhi bagian dasar polybag / pot. Bibit siap untuk dipindah tanam ke pot yang berukuran lebih besar atau langsung ke tanah.

2. Cangkok ( Marcottage atau air layerage)
Perbanyakan sirih merah dapat juga dilakukan dengan cara mencangkok. Cangkok pada prinsipnya adalah mengusahakan perakaran dari suatu cabang tanaman tanpa memotong cabang tersebut dari tanaman induknya. Perbanyakan dengan cara ini memiliki kelebihan diantaranya, tanaman memiliki sifat-sifat unggul tanaman induknya dan tanaman lebih cepat berproduksi.
Teknik pencangkokan tanaman sirih merah ini berbeda dengan tanaman lain pada umumnya, yaitu hanya menempelkan media tanam pada bagian buku tanaman dan dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.

Tahap-tahap pencangkokan sirih merah dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Bagian buku tanaman yang akan dicangkok, sebaiknya terlebih dahulu disemprot dengan larutan zat pengatur tumbuh (ZPT) perangsang akar dengan konsentrasi 1 ml/liter air (sesuai anjuran) atau larutan vitamin B1. Penggunaan ZPT atau vitamin B1 ini berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan dan pembentukan akar sehingga akan mempercepat pula terhadap pembentukan tunas pada ketiak daun. Bila tidak menggunakan cara tersebut juga tidak apa.

b. Siapkan media tanam. Media yang digunakan hampir sama dengan pembibitan stek, yaitu hasil ayakan akar pakis (berbentuk serbuk seperti tanah, arang sekam dan pupuk kandang kambing halus dengan perbandingan 4:2:1. atau dapat juga menggunakan campuran media tanah dan pupuk kandang saja dengan perbandingan 2:1. Campuran media tersebut kemudian ditempelkan pada buku dan bungkus dengan plastik yang sudah dilubangi.

c. Selanjutnya siram cangkokan tersebut dengan menggunakan air bersih hingga seluruh media basah.

d. Setelah satu bulan, akar sudah tumbuh memenuhi media. Potonglah batang yang berada di bawah cangkokan. Buka bungkus cangkokan tersebut dan tanam dalam pot atau langsung di tanah. Bibit dengan cara cangkok, memiliki persentase tumbuh 90% sampai 100%.

3. Merunduk (Layering)
Perbanyakan sirih merah ini dapat pula menggunakan sistem runduk. Prinsip dari perundukan adalah merangsang (menstimulasi) terbentuknya akar atau tunas sebelum dipisahkan dari induknya.

Tahap-tahap merunduk dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Sediakan beberapa polybag atau pot dengan diameter 12 cm yang sudah diberi media tanam dan dijajar di sebelah tanaman induk. Media tanam yang digunakan sama dengan cara stek atau cangkok. Dapat juga hanya menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 1. Sebagai bahan tanaman induk adalah tanaman sirih merah yang mempunyai sulur dengan panjang 2 meter atau lebih.

b. Rentangkan sulur tanaman sirih merah, kemudian tanam ruas-ruas batang yang berakar dengan dirundukkan pada polybag-polybag yang telah dipersiapkan.

c. Kemudian siramlah tanaman tersebut sehari sekali atau melihat kondisi. Apabila media masih basah tidak perlu disiram. Secara umum, pada musim kemarau kondisi media cenderung lebih cepat mengering, sehingga perlu penyiraman lebih intensif. Begitu juga sebaliknya, pada saat musim hujan media cenderung lebih lembab, dan penyiraman dilakukan bila perlu.

d. Setelah kurang lebih 1 bulan, pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman sudah mulai banyak dan kuat. Selanjutnya masing-masing bibit dapat dipisahkan per polybag. Tanam bibit-bibit tersebut pada media yang lebih besar atau dapat langsung ditanam di pekarangan rumah yang telah disediakan.

Source : www.rawabelong.com

Bookmark and Share

0 komentar